Sabtu, 02 November 2013

Materi Kimia kelas X : Ikatan Kimia




Konfigurasi elektron yang stabil

Konsep ikatan kimia antar atom didasari oleh adanya segolongan unsur yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi, sehingga unsur-unsur ini sukar berinteraksi dengan unsur lain. Golongan unsur-unsur yang sangat stabil ini adalah golongan gas mulia (golongan VIIIA). Menurut Gilbert Newton Lewis dan Albrecht Kossel, kestabilan dari unsur-unsur gas mulia ini disebabkan oleh elektron valensinya yang berjumlah delapan kecuali He yang memiliki dua elektron valensi.

Albrecht Kossel menyatakan bahwa ada kecendrungan dari setiap atom mengikuti susunan elektron seperti gas mulia, dengan cara melepaskan atau menangkap elektron, sedangkan G.N.Lewis mengembangkan kaidah oktet dan cara menggambarkan kedudukan elektron-elektron pada  kulit terluarnya. Kaidah oktet ini menyatakan  bahwa atom-atom cenderung akan memiliki delapan elektron di kulit terluarnya.

Dapat dilihat bahwa atom-atom gas mulia memiliki 8 elektron pada kulit terluarnya (8 elektron valensi) kecuali helium (He) yang sudah sangat stabil walaupun hanya memiliki 2 elektron valensi.

Lambang Atom
Jumlah elektron pada kulit
Jumlah elektron valensi
K
L
M
N
O
2He
10Ne
18Ar
36Kr
54Xe
2
2
2
2
2

8
8
8
8


8
18
18



8
18




8
2
8
8
8
8

Pada struktur Lewis, setiap tanda (.) atau (x) melambangkan sebuah elektron, dan yang digambarkan dalam struktur Lewis ini hanya elektron valensinya saja.

Ikatan Ionik

            Pembentukan ion positif dan ion negatif terjadi karena atom-atom memiliki kecendrungan untuk melepaskan dan menangkap elektron, sehingga susunan elektronnya menjadi lebih stabil. Adanya perbedaan muatan listrik antara ion positif dengan ion negatif akan menimbulkan gaya tarik menarik elektrostatis dinatara keduanya. Gaya tarik menarik elektrosatis menyebabkan terjadinya ikatan kimia antara kedua ion disebut ikatan ionik.

Contoh
Terjadinya Ikatan Ionik Pada NaCl

       Pada pembentukan ikatan ion antara Na+ dan Cl-, mula-mula Na melepaskan 1 elektronnya, sehingga terbentuk ion Na+. Kemudian 1 elektron yang dilepas oleh Na tadi akan ditangkap oleh atom Cl, sehingga terbentuk ion Cl-. Antara kedua ion ini terjadi gaya tarik elektrostatis, sehingga terbentuk NaCl

Ikatan Kovalen

Kecenderungan atom-atom untuk membentuk ion positif dan ion negatif tidaklah sama. Oleh karena itu, pembentukan sususnan elektron yang stabil dari atom-atom tidak semuanya harus dilakukan dengan cara melepaskan atau menerima elektron. Cara lain untuk membentuk susunan elektron yang stabil dari atom-atomnya, yaitu dengan menggunakan bersama sepasang elektron atau lebih. Ikatan kimia antara atom-atom dengan cara menggunakan bersama sepasang elektron atau lebih disebut ikatan kovalen.

Struktur Lewis merupakan gambaran distribusi elektron dalam tiap atom. Dalam struktur Lewis elektron ditandai dengan sebuah titik (.) atau tanda silang (x).

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam melukiskan ikatan kovalen dengan struktur Lewis, yaitu:

1. Susunan elektron yang digambarkan pada struktur Lewis hanyalah elektron valensi
2. Pasangan elektron yg digunakan bersama-sama diletakkan diantara kedua atom yang berikatan
3. Jumlah elektron untuk tiap atom setelah berikatan adalah delapan (kaidah oktet), kecuali untuk atom H yang hanya mempunyai dua elektron (kaidah duplet).

Contoh:
Pembentukan ikatan kovalen dalam molekul H2         :   H H
Pembentukan ikatan kovalen dalam molekul Cl2        :   Cl Cl

Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen berdasarkan jumlah elektron yang berpasangan terbagi menjadi 3, yaitu :  
ikatan kovalen tunggal, rangkap (dua), dan rangkap tiga. 
Ikatan kovalen tunggal berarti ada satu pasangan elektron yang berikatan.  
Ikatan kovalen rangkap (2) berarti ada dua pasang elektron yang berikatan. 
Ikatan kovalen rangkap 3 berarti ada tiga pasang elektron yang berikatan.

Contoh:
Pembentukan ikatan kovalen tunggal dalam molekul H2        : H H
Pembentukan ikatan kovalen tunggal dalam molekul Cl2       : Cl  Cl
Pembentukan ikatan kovalen rangkap 2 dalam molekul O2     : O=O
Pembentukan ikatan kovalen rangkap 3 dalam molekul N2     : N  N

Ikatan Logam

Dalam suatu unsur logam, biasanya atom-atom logamnya berkumpul dalam jarak yang sangat dekat dan membantuk suatu kristal yang kompak. Selain atom-atomnya tersusun rapat, atom-atom logam juga memiliki banyak orbital kosong. Karena jarak antaratom logam sangat rapat, maka akan terjadi pertumpangtindihan orbital-orbital kosong. Hal ini menyebabkan setiap elektron atom logam dapat bergerak bebas dan berpindah tempat dari satu orbital ke orbital lainnya.


Setiap atom elektron atom logam dengan mudah dapat lepas dan bergerak bebas diantara kumpulan atom-atom logam tersebut. Atom-atom logam yang kehilangan elektron valensi akan berubah menjadi ion-ion positif. Karena ion-ion positif berada di tengah-tengah “lautan” elektron yang bergerak bebas, maka akan terjadi gaya tarik antara ion positif dengan elektron-elektron tersebut. Interaksi antara ion positif dengan elektron yang bergerak bebas dalam kumpulan ion-ion ini disebut ikatan Logam.

Sifat Logam

· Mudah ditempa disebabkan oleh mudahnya elektron-elektron berpindah tempat dalam kisi logamnya. Adanya lautan elektron yang mengikat atom-atom logam yang tersusun sangat rapat menyebabkan logam tidak mudah terbelah/terpecah apabila ditekan dengan gaya yang sangat kuat. Penekanan hanya akan mengakibatkan bergesernya susunan atom-atom tadi, namun atom-atom ini tetap terikat satu sama lain oleh lautan elektron.

· Penghantar panas dan listrik yang baik disebabkan oleh mudahnya elektron-elektron valensi bergerak diantara kation-kation logam.

· Mengkilap disebabkan oleh adanya elekton-elektron yang mengalami perpindahan tingkat energi dari keadaan dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) pada saat logam dikenai seberkas cahaya. Pada waktu elektron-elektron kembali ke tingkat dasar, maka akan dipancarkan energi dalam bentuk radiasi pada daerah tampak dan menghasilkan kilap logam yang khas.

Tata Nama Senyawa

Pemberian nama senyawa telah diatur oleh komisi tata nama IUPAC (international Union of Pure and Applied Chemistry) sebuah badan ilmu kimia internasional. Aturan tata nama untuk senyawa-senyawa yang terdiri atas atom nonlogam dengan nonlogam, logam dan nonlogam, dan ion logam dengan ion poliatom.

1. Tata Nama Senyawa Biner Atom-Atom Nonlogam

Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri atas dua atom yang berbeda.
- Untuk atom-atom nonlogam pemberian nama dilakukan berdasarkan urutan nonlogam berikut: B-Si-As-C-P-N-H-S-I-Br-Cl-O-F, kemudian ditambahkan akhiran –ida.
Contoh: HF diberi nama Hidrogen Fluorida

-  Bila jumlah unsur dalam senyawa berbeda maka untuk menyatakan jumlah masing-masing unsur atau atom dalam rumus kimianya, harus diawali dengan awalan angka Yunani, yaitu:
1 = mono                     6 = heksa
2 = di                           7 = hepta
3 = tri                          8 = okta
4 = tetra                       9 = nona
5 = penta                     10 = deka

Contoh :CO2 = karbon dioksida


2. Senyawa Biner Atom-Atom Logam dan Nonlogam

- Nama atom logam disebut dulu, diikuti dengan nama atom nonlogam & ditambah akhiran  -ida.
Contoh: NaCl = Natrium Klorida
- Persenyawaan antara atom logam dan nonlogam umunya berupa senyawa ion. Oleh karena itu, bila sebuah atom logam dapat membentuk lebih dari satu senyawa dengan muatan ion yang berbeda, untuk membedakannya, muatan ion logam harus dituliskan. Jumlah muatan ion logam ditulis dengan angka Romawi dalam tanda kurung.
Contoh: CuI = tembaga(I) Iodida dan CuI2 = tembaga(II) Iodida.

3. Tata Nama Senyawa Ion Poliatom

Hampir sama dengan ion monoatom, nama kation disebut dulu, diikuti dengan nama anion poliatomnya.
Contoh: FeSO4 = Besi(II) sulfat; HNO3 = asam nitrat

G+