Konfigurasi elektron yang stabil
Konsep ikatan kimia antar atom didasari oleh adanya segolongan unsur yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi, sehingga unsur-unsur ini sukar
berinteraksi dengan unsur lain. Golongan unsur-unsur yang sangat stabil ini
adalah golongan gas mulia (golongan VIIIA). Menurut Gilbert Newton Lewis dan Albrecht Kossel, kestabilan dari
unsur-unsur gas mulia ini disebabkan oleh elektron valensinya yang berjumlah
delapan kecuali He yang memiliki dua elektron valensi.
Albrecht Kossel menyatakan bahwa ada kecendrungan dari setiap atom mengikuti susunan elektron seperti gas mulia, dengan cara melepaskan atau menangkap elektron, sedangkan G.N.Lewis mengembangkan kaidah oktet dan cara menggambarkan kedudukan elektron-elektron pada kulit terluarnya. Kaidah oktet ini menyatakan bahwa atom-atom cenderung akan memiliki delapan elektron di kulit terluarnya.
Dapat dilihat bahwa atom-atom gas mulia memiliki 8 elektron pada kulit terluarnya (8 elektron valensi) kecuali helium (He) yang sudah sangat stabil walaupun hanya memiliki 2 elektron valensi.
Lambang Atom
|
Jumlah elektron pada kulit
|
Jumlah elektron valensi
|
||||
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
||
2He
10Ne
18Ar
36Kr
54Xe
|
2
2
2
2
2
|
8
8
8
8
|
8
18
18
|
8
18
|
8
|
2
8
8
8
8
|
Pada struktur Lewis, setiap tanda (.) atau (x) melambangkan sebuah elektron, dan
yang digambarkan dalam struktur Lewis ini hanya elektron valensinya saja.
Ikatan Ionik
Pembentukan ion positif dan ion negatif terjadi
karena atom-atom memiliki kecendrungan untuk melepaskan dan menangkap elektron,
sehingga susunan elektronnya menjadi lebih stabil. Adanya perbedaan muatan
listrik antara ion positif dengan ion negatif akan menimbulkan gaya tarik
menarik elektrostatis dinatara keduanya. Gaya tarik menarik elektrosatis menyebabkan
terjadinya ikatan kimia antara kedua ion disebut ikatan ionik.
Contoh
Terjadinya Ikatan Ionik Pada NaCl
Pada pembentukan ikatan ion antara Na+
dan Cl-, mula-mula Na melepaskan 1 elektronnya, sehingga terbentuk
ion Na+. Kemudian 1 elektron yang dilepas oleh Na tadi akan
ditangkap oleh atom Cl, sehingga terbentuk ion Cl-. Antara kedua ion
ini terjadi gaya tarik elektrostatis, sehingga terbentuk NaCl
Ikatan
Kovalen
Kecenderungan atom-atom untuk membentuk ion
positif dan ion negatif tidaklah sama. Oleh karena itu, pembentukan sususnan
elektron yang stabil dari atom-atom tidak semuanya harus dilakukan dengan cara
melepaskan atau menerima elektron. Cara lain untuk membentuk susunan elektron
yang stabil dari atom-atomnya, yaitu dengan menggunakan bersama sepasang
elektron atau lebih. Ikatan kimia antara atom-atom dengan cara menggunakan
bersama sepasang elektron atau lebih disebut ikatan kovalen.
Struktur Lewis merupakan gambaran distribusi
elektron dalam tiap atom. Dalam struktur Lewis elektron ditandai dengan sebuah
titik (.) atau tanda silang (x).
Ada 3 hal
yang perlu diperhatikan dalam melukiskan ikatan kovalen dengan struktur Lewis,
yaitu:
1. Susunan
elektron yang digambarkan pada struktur Lewis hanyalah elektron valensi
2. Pasangan
elektron yg digunakan bersama-sama diletakkan diantara kedua atom yang berikatan
3. Jumlah
elektron untuk tiap atom setelah berikatan adalah delapan (kaidah oktet),
kecuali untuk atom H yang hanya mempunyai dua elektron (kaidah duplet).
Contoh:
Pembentukan ikatan kovalen dalam molekul H2 :
H
H
Pembentukan ikatan kovalen dalam molekul Cl2 :
Cl
Cl
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen berdasarkan jumlah elektron yang berpasangan
terbagi menjadi 3, yaitu :
ikatan kovalen tunggal, rangkap (dua), dan rangkap tiga.
Ikatan kovalen tunggal berarti ada satu pasangan elektron yang berikatan.
Ikatan kovalen rangkap (2) berarti ada dua pasang elektron yang berikatan.
Ikatan kovalen rangkap 3 berarti ada tiga pasang elektron yang berikatan.
ikatan kovalen tunggal, rangkap (dua), dan rangkap tiga.
Ikatan kovalen tunggal berarti ada satu pasangan elektron yang berikatan.
Ikatan kovalen rangkap (2) berarti ada dua pasang elektron yang berikatan.
Ikatan kovalen rangkap 3 berarti ada tiga pasang elektron yang berikatan.
Contoh:
Pembentukan ikatan
kovalen tunggal dalam molekul H2 :
H
H
Pembentukan ikatan
kovalen tunggal dalam molekul Cl2 :
Cl
Cl
Pembentukan ikatan
kovalen rangkap 2 dalam molekul O2 :
O=O
Pembentukan ikatan
kovalen rangkap 3 dalam molekul N2 :
N
N
Ikatan Logam
Dalam suatu unsur logam, biasanya atom-atom
logamnya berkumpul dalam jarak yang sangat dekat dan membantuk suatu kristal
yang kompak. Selain atom-atomnya tersusun rapat, atom-atom logam juga memiliki
banyak orbital kosong. Karena jarak antaratom logam sangat rapat, maka akan
terjadi pertumpangtindihan orbital-orbital kosong. Hal ini menyebabkan setiap
elektron atom logam dapat bergerak bebas dan berpindah tempat dari satu orbital
ke orbital lainnya.
Setiap atom elektron atom logam dengan mudah dapat
lepas dan bergerak bebas diantara kumpulan atom-atom logam tersebut. Atom-atom
logam yang kehilangan elektron valensi akan berubah menjadi ion-ion positif.
Karena ion-ion positif berada di tengah-tengah “lautan” elektron yang bergerak
bebas, maka akan terjadi gaya tarik antara ion positif dengan elektron-elektron
tersebut. Interaksi antara ion positif dengan elektron yang bergerak bebas
dalam kumpulan ion-ion ini disebut ikatan Logam.
Sifat Logam
· Mudah
ditempa disebabkan oleh
mudahnya elektron-elektron berpindah tempat dalam kisi logamnya. Adanya
lautan elektron yang mengikat atom-atom logam yang tersusun sangat rapat
menyebabkan logam tidak mudah terbelah/terpecah apabila ditekan dengan gaya
yang sangat kuat. Penekanan hanya akan mengakibatkan bergesernya susunan
atom-atom tadi, namun atom-atom ini tetap terikat satu sama lain oleh lautan
elektron.
· Penghantar
panas dan listrik yang baik disebabkan
oleh mudahnya elektron-elektron valensi bergerak diantara kation-kation logam.
· Mengkilap disebabkan oleh adanya elekton-elektron yang
mengalami perpindahan tingkat energi dari keadaan dasar ke tingkat energi yang
lebih tinggi (tereksitasi) pada saat logam dikenai seberkas cahaya. Pada
waktu elektron-elektron kembali ke tingkat dasar, maka akan dipancarkan energi
dalam bentuk radiasi pada daerah tampak dan menghasilkan kilap logam yang khas.
Tata Nama Senyawa
Pemberian nama senyawa telah diatur oleh komisi
tata nama IUPAC (international Union of Pure and Applied Chemistry)
sebuah badan ilmu kimia internasional. Aturan tata nama untuk senyawa-senyawa
yang terdiri atas atom nonlogam dengan nonlogam, logam dan nonlogam, dan ion
logam dengan ion poliatom.
1. Tata Nama Senyawa Biner Atom-Atom Nonlogam
Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri atas dua atom yang
berbeda.
- Untuk atom-atom nonlogam pemberian nama dilakukan
berdasarkan urutan nonlogam berikut: B-Si-As-C-P-N-H-S-I-Br-Cl-O-F, kemudian
ditambahkan akhiran –ida.
Contoh: HF diberi nama Hidrogen Fluorida
- Bila
jumlah unsur dalam senyawa berbeda maka untuk menyatakan jumlah masing-masing
unsur atau atom dalam rumus kimianya, harus diawali dengan awalan angka Yunani,
yaitu:
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Contoh :CO2
= karbon dioksida
2. Senyawa Biner Atom-Atom Logam dan Nonlogam
- Nama atom logam disebut dulu, diikuti dengan nama
atom nonlogam & ditambah akhiran
-ida.
Contoh: NaCl = Natrium Klorida
- Persenyawaan antara atom logam dan nonlogam umunya
berupa senyawa ion. Oleh karena itu, bila sebuah atom logam dapat membentuk
lebih dari satu senyawa dengan muatan ion yang berbeda, untuk membedakannya,
muatan ion logam harus dituliskan. Jumlah muatan ion logam ditulis dengan angka
Romawi dalam tanda kurung.
Contoh: CuI = tembaga(I) Iodida dan CuI2 =
tembaga(II) Iodida.
3. Tata Nama Senyawa Ion Poliatom
Hampir sama dengan ion monoatom, nama kation
disebut dulu, diikuti dengan nama anion poliatomnya.
Contoh: FeSO4 = Besi(II) sulfat; HNO3
= asam nitrat